Nyala La Nyalla Redup Oleh: MS Bagi warga Surabaya yang mengaku pecinta sepakbola, pasti kenal dengan nama di atas. Apapun 'cap' yang diberikan oleh masyarakat Surabaya maupun pencinta sepakbola di seluruh Indonesia, tokoh pengusaha asal Surabaya di atas adalah sosok yang patut diacungi jempol. Hanya saja kali ini posisi jempol ke bawah. Walaupun dalam KLB PSSI kemarin dirinya berhasil menang telak untuk periode 2015 - 2020, Pemerintah tak ada kompromi, langsung dibekukan sebelum KLB berakhir. Tampaknya Panitia KLB dan Ketum PSSI 'bunuh diri' dengan menjadikan Kota Surabaya sebagai tempat dilaksanakannya acara. Kenapa? Karena ternyata didemo oleh ribuan Bonek (Bondo Nekat) dan Bonita (Bondo Wanita) pendukung Klub Persebaya 1927. Mereka mengklaim sebagai Klub yang sah di Surabaya. Walhasil, terpilihnya Ketum baru PSSI hanya 'salam gigit jari'. Luar biasa memang perjalanan panjang Klub PSSI yang kita cintai ini. Prestasinya yang semakin lama semakin 'nyungsep' seolah ada 'dosa yang tak terampunkan' didalam tubuh siapapun pengurusnya. Capaian terakhir yang patut dibanggakan adalah ketika 2013 lalu PSSI U-19 keluar sebagai juara AFF. Kemudian juara Group untuk kualifikasi tingkat Asia 2014 di Myanmar setelah mengalahkan Korsel. Sayang, pada pertandingannya selanjutnya PSSI-U19 harus tunduk pada Arab Saudi. Di Tahun 2013 itu banyak peristiwa yang dialami. Termasuk uji coba PSSI Senior terhadap Klub Liga Primer Arsenal, Liverpool dan Chelsea. Dari ketiga pertandingan persahabatan itu Indonesia 'berhasil mendulang kemenangan besar' dipermalukan di kandang sendiri. Di Tahun ini juga PSSI 3x mengganti pelatih. Dari ke 3 pelatih ini tak ada yang mencapai prestasi tinggi seperti pelatih U-19, Indra Syafri. Padahal di awal terpilihnya 'Sang Master' ini tak kurang cobaan yang dihadapi. Sempat tak menerima gaji dan tak dapat dukungan dari PSSI, tak membuat nyalinya ciut. Bahkan dirinya pernah akan diganti oleh pelatih lain. Hanya karena pelatih yang ditunjuk tak bersedia, akhirnya dikembalikan ke dirinya. 2 Tahun kisruh di tubuh PSSI juga tak membuat dirinya mundur. Ucapan seorang Indra Syafri yang patut dikenang, "Hanya Tuhan yang tak bisa kami kalahkan." Sejarah persepakbolaan Indonesia mencatat dengan tinta emas terhadap Indra Syafri walau pada akhirnya dia dicopot sebagai pelatih. Inilah 'barangkali' dosa pengurus PSSI. Tak pernah serius membenahi tubuhnya sendiri sebagai tempat terakhir harapan pecinta sepakbola yang merindukan prestasi. Jangankan di tingkat dunia, di level Asia pun kita tak mampu. Kini, semua suka duka dunia sepak bola tinggal kenangan dengan dibekukannya Induk sepak bola Indonesia, PSSI. Salah satu penggemar sepak bola berucap, "Alhamdulillah, terputus sudah mata rantai korupsi di dunia sepak bola. " Akankah dunia sepakbola Indonesia bangkit sampai level dunia dengan lahirnya bayi PSSI yang baru? Mari sama-sama kita berdoa. Tak lupa kita ucapkan, "Bravo Imam Nahrowi! Bravo Kemenpora!" ~~ T A M A T ~~ by Muhammad Saleh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Muhammad Saleh"
Posting Komentar