Dana
MUSUH TERBESAR KESEHATAN Untuk sehat, saya memprogram diri: Banyak minum, makan sayur, dan olah raga. Tapi ada saja rintangan. Terutama jika lari ke arah Citayam, di sana banyak anjing. Tadi juga sedang santai-santainya lari...."GUKKKKK!!!!" Kampret!! Saya kaget tahu! Dasar anjing! Kerjanya cuma gonggong! Ganggu orang aja! Orang digonggongin, diri gak dipikirin! Tuh auratmu ke mana-mana! Gak pernah pake celana! Sialan benar orang sini! Kayak gak ada peliharaan aja! Anjing dipiara. Lalu saya lihat di depan ada anjing, sedang berjalan, terus ke sana. Mulanya saya merasa aman, Sebab anjing itu terus ke sana. Tapi saya lihat, kemudian anjing itu berhenti. Trus menengok ke arah saya. Diam, Dia menatap lama. Ditatap begitu, saya jadi salah tingkah. Takut. Terpaksa belok masuk gang. Tampak sebuah jembatan menyeberangi sungai kecil, memasuki perumahan, tapi, walahhh, jangan-jangan, justru di sana justru banyak anjing. Celaka!! Nanti masuk ke komplekm sebentar-sebentar "Guk!!!" sebentar-sebentar "Guk!!!" Jantung saya bisa terfermentasi jadi tape. Itulah halangan saya kenapa jadi sungkan lari pagi. Banyak anjing. Tapi. Saya pikir lagi Sebenarnya ini alasan terlalu dibuat-buat Kalau memang mau, masih ada rute lain yang lebih aman. MALAS, Sebenarnya itulah rintangannya Tidak di luar sana, tapi dalam diri saya. Dan ini, tak hanya berlaku pada lari. Makan sayur pun, yang sudah saya program sebagai cara saya meningkatkan kesehatan, rintangan terbesarnya malas. Malas ke pasar, malas memasak. Padahal, kalau masak sudah dimulai, saya bisa flow, lupa waktu--menit berjalan seperti pesarat jet--saking asyiknya. Sekali lagi: MALAS Itu musuh terbesar kesehatan by Dana
0 Response to "Dana"
Posting Komentar