Si Diyan

#Flash_Fiction Seperti Ibu Malam itu, kami berkumpul di ruang keluarga. Ayah menjahit celana Ibu yang robek; sedangkan Ibu asik membaca koran. Televisi kami sudah lama rusak. "Gambar Adik keren," kata Kak Wulan melihat adikku sedang asik menggambar. "Ntar kalau udah besar Adik pasti bisa jadi pelukis hebat." Aku melirik sekilas, kemudian lanjut meneruskan membaca buku IPA-ku. "Kakak juga hebat, jago matematika. Selalu ngajarin aku bikin PR, ntar Kakak kalau udah besar pengen jadi apa?" "Kakak pengennya jadi pengelola keuangan di grup ketoprak aja." "Kalau Diyan, pengen jadi apa kalau udah besar?" tanya Kak Wulan. Aku diam saja. Adik menggoyang-goyangkan buku yang sedang kubaca. Kak Wulan menusuk-nusuk perutku dengan jarinya. "Diyan budek, kalau kamu udah besar pengen jadi apa?" Aku meletakkan buku yang kubaca, "Aku pengen seperti ibu aja, mengurus anak-anak di rumah." "Hey, mana boleh!" teriak Kak Wulan sengit. "Kenapa gak boleh?! Emang setiap orang yang udah disekolahin harus jadi apa gitu?! Harus kerja di mana gitu?!" teriakku tak kalah sengit. "Hey, hey jangan ribut!" hardik Ibu sembari menggulung koran yang ia baca, lalu memukulkannya ke kepalaku. "Diyan, sadar! kamu itu laki-laki ...!" *** by Si Diyan

Related Posts:

0 Response to "Si Diyan"

Posting Komentar