Jangan Sakiti Hati yang Berlindung Padamu .... #ForMen Duhai Adam, ingatkah kau ketika dulu berkaribkan sepi? Pada malam-malam yang pekat lagi dingin, kau gelisah tak menentu. Kunang-kunang dan rembulan sampai bosan mendengarkan keluh kesahmu. Sendiri, hampa, tak ada sosoknya yang menemani. Pada senja hari yang sendu, kauberdiri menunggunya di bibir pantai. Berharap dia kan hadir dan mengisi kekosongan jiwamu. Tapi nihil, yang ada justru tarian ombak lah yang menggodamu ke sana-kemari hingga membuatmu sebal. Kau berlari di antara derasnya air hujan. Menumpahkan segala rasa yang berkecamuk. Memohon deraiannya tetap turun agar tak ada satu pun orang yang tahu bahwa kau sedang rindu. Di situlah kau sadar bahwa rasa itu sangat menyakitkan. Lantas kaumenuju gunung yang tingginya menjulang. Bersusah-payah mendaki dengan satu tongkat di tangan. Berpeluhkan air mata dan jeritan. Bertanya pada Edelweis yang ranum, di manakah dirinya? Tak ada jawaban. Bunga abadi itu hanya tersenyum iba menatapmu. Begitupun dengan merpati di rumahmu. Berhari-hari tak jua pulang untuk sekedar memberi kabar bahwa ada balasan dari surat yang telah kau tulis untuknya. Kertas warna merah muda berisikan puisi-puisi cinta nan romantis. Lalu, tersesat kemanakah merpatimu itu? Entahlah .... Daun jati kering di depan beranda telah berguguran satu-persatu. Pertanda bahwa musim telah berganti. Kaumenatapnya antusias, sembari berharap bahwa nasibmu sebagai jomblo akan segera berakhir layaknya daun kering yang telah terjatuh itu. Begitulah akhir dari pencarianmu di awal musim kemarin. Tuhan telah mempertemukanmu dengan seorang gadis yang bermata sayu lagi berperangai lembut. Menjadikanmu raja pada istana kecilnya. Melayani, menjaga, dan mencintaimu dengan sepenuh jiwa dan raga. Kini kau tak sendiri lagi. Ada tangannya yang senantiasa menggenggam erat jemarimu. Sayangi dan jagalah dia selayaknya bayangan, karena tanpanya berarti kau telah mati. Ketahuilah bahwasanya dia mempunyai hati yang sangat lembut. Karena itu, dia selalu berlindung kepadamu. Maka pesanku, jangan sakiti hati yang berlindung padamu. Karena tanpanya, kau tak sempurna disebut Adam. Pada sore hari di kotaku yang teduh, aku menuliskan tentangmu .... Bekasi, 17-4-2015. by Anang Fauzy Gerard
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Anang Fauzy Gerard"
Posting Komentar