Umi Ayyash

# Cek Galerimu, Sahabat! Era smartphone. Hape berkamera sudah mirip kacang goreng. Laris manis. Semua orang bisa beli. Semua orang punya. Semua bisa mengoperasikannya. Dari orang tua hingga anak-anak yang belum masuk TK. Smartphohe kini, pamornya melebihi rokok. Apalagi air minum. Hah. Jauh. Pemuda-pemudi bangun pagi-pagi. Ambil air minum dulu atau raih Hp? (Ah, anda lebih tahu sahabat) Meskipun seorang temanku bilang, “Hei, você sabe Indonesia? Quando fumar igual com bebe àgua?” * (Kamu tahu Indonesia? Dimana orang-orang merokok seperti minum air) Ternyata bahkan rokok kalah pamor! Era digital menggila, selfi menjadi. Krisis diri parah lagi. Seorang artis rela naik wastafel di toilet demi selfi, aih cari sensasi. Awalnya biasa; foto diri, wajah close up, makanan, tempat nongkrong, wisata, plang bandara. Trus ganti wajah mencang-mencong berbagai rupa, mata kedip-kedip sana-sini, bibir tarik kanan, tarik kiri. Lalu semua menjadi terbiasa, yang terbaru adalah, selfi topless. Bayangkan apa jadinya selfie setahun dua tahun lagi. Apakah full-less? (Hah, pegimane pula itu?) Tahu ‘kan berita di Cina? Seorang ibu lebih sigap ngidupin kamera buat ngrekam anaknya yang diseret macan? Hhh, mana ada zaman sebelum kita, dimana kamera lebih berharga daripada nyawa. Nyawa anak pula. (*Istighfar, ngelus dada. Baru-baru ini ade berite, seorang remaja bunuh diri karena kecewa dengan kualitas selfie-nye. Arrrghhhh Na’udzubillah! Selfi dan sosmed. Ini tentang yang suka selfi langsung upload ke sosmed. Facebook, twitter, instagram, path, pinterest, Google+, bbm, dan entah apalagi. Sosmed yang dipakai biasanya sudah terkoneksi dengan perangkat kita. Ingat password. Tinggal masuk. Tak perlu ngetik e-mail dan password lagi. Ambil foto langsung share pun jadi. (Bahasan yang ini dikit aja, sahabat udah pada tahu kan? Heuheu) Selfi, sosmed dan (kita) Muslimah Iya, terkhusus muslimah saja, umumnya ke seluruh wanita. Yang tidak upload foto ke sosmed sama sekali, atau upload masih tutup aurat, bareng kawan-kawan, dst, dsb. Tapi, banyak dari kita kadang-kadang, ingin meniru gaya luaran. Sekedar koleksi pribadi. Ambil selfi sendiri, tanpa hijab, kadang memperlihatkan aurat. Enggih, sahabat. Saya tahu, itu privasi. Koleksimu pribadi. Tapi, siapa yang tahu jika suatu saat, smartphone-mu, hp-mu, pc-mu, jatuh ke tangan orang tak bertanggung jawab? Lalu mereka mengaduk-aduk memorinya, mengupload pic-pic ‘tak biasa’ ke sosmedmu sendiri. Atas namamu. Memasang status-status tak sopan atas namamu. Ah. Dalam sekejab, semua orang melihat. Apalagi langsung diunggah sebagai foto profilmu, cover fb-um, dst, dsb. Pamor berhijab yang kita bangun bertahun-tahun di sosmed runtuh dalam sekejab. Untung jika cepat tahu, lalu dibenahi. Jika tidak? Beruntung jika seseorang tidak menyimpannya. Jika iya? Hhh. Jangan bayangkan. Lebih baik, cek galerimu sekarang! Adakah sesuatu yang perlu dibuang? ** Ditulis berdasarkan pengalaman seorang teman yang fb-nya di’gituin’ juga. Dua hari yang lalu. Semoga bermanfaat Salam #Umi_Ayyash Ibirite, 170415 0812 GMT+3 by Umi Ayyash

Related Posts:

0 Response to "Umi Ayyash"

Posting Komentar