GEGANA (Gelisah, Galau, Merana) Sepulangnya si Toni, bocah kecil anak tetangga yang sudah dua hari ini menghampiri Rhet karena keluh kesahnya tentang kedua orang tuanya, Rhet pun menyandarkan tubuh letihnya di kursi tua yang terbuat dari anyaman bambu di depan bengkel tempatnya bekerja. "Ah! Kapan aku kawin ya?" Pertanyaan itu tiba-tiba mengusik pikirannya. Pandangannya menerawang ke seberang jalan, dimana dilihatnya sepasang suami istri tengah berjalan mesra berdua bergandengan tangan. "Tuhan, terlalu jelekkah wajahku sehingga Engkau belum juga mengirimkan seorang gadis untukku? Jika pun aku tak pantas mendapatkan seorang perawan, janda pun aku mau, Tuhan!" doa Rhet sembari berkaca pada tumpahan oli di depannya. Kebetulan adik sulungnya, Zahra yang paling manis dan baik hati baru saja pulang sekolah, ban belakang sepedanya kempes, ia bermaksud ingin memompa di bengkel kakaknya itu. "Ih, sore-sore gini ngelamun, kesambet lo entar," ejek adiknya sambil mengambil duduk di samping Rhet. "Kesambet? Mana mungkin, kan aku embahnya setan," jawab Rhet sekenanya. "Iya, iya percaya ... pan muka lu mirip setan, hihihi!" goda Ra. "Kenapa sepeda lu, kempes lagi?" "Hihihi, iya Mas. Tadi ada balapan sepeda di sekul. Tapi gue menang kok." "Dasar lu, cewek kok suka balapan sepeda," ejek Rhet sambil memompakan ban sepeda adiknya yang kempes. "Nah, dari pada elu ... suka ngelamun gak jelas. Emang ngelamunin apaan sih, Mas? Janda lagi?" tambah Ra. "Kapan ya, Ra aku kawin? Eh ... nikah maksudnya!" ucap Rhet dengan wajah serius setelah selesai memompakan ban sepeda adiknya. "Emang Mas udah punya pacar apa?" tanya Ra prihatin. "Nah itu dia, Ra. Pan elu tau, wajah gue pas-pasan gini, kenapa kagak ada yang mau ya? Tiap nembak cewek diputus mulu." Gak tega juga si Ra ngeliyat tampang melas kakaknya itu. "Mas yang sabar, ya! Tuhan itu selalu menciptakan umatnya berpasangan. Hanya saja mungkin IA masih merahasiakan tentang waktu juga siapa pasangan kita itu, tujuannya agar kita mau bersabar dan juga berusaha. Biar pun jodoh sudah ditentukan, tapi kita juga tidak boleh hanya berdiam diri saja tanpa usaha. Karena jodoh tidak akan datang hanya dengan ditunggu, tapi juga dicari," terang si Ra menenangkan hati Rhet. "Tumben lu pintar, Ra. Tapi kok gue udah bersabar, udah mencari, udah usaha ... kok belum nemu juga ya!" tambah Rhet dengan muka memelas. "Kalau itu mah, derita elu. Hahahahaaha!" ujar Ra sambil mengambil sepedanya dan bergegas mengayuhnya, ia segera kabur melarikan diri sebelum dilempar ban bekas sama Rhet. 18 April 2015 by Ra Zahra
0 Response to "Ra Zahra"
Posting Komentar