OH... TERNYATA! Sebut saja, namaku Darsinem. Aku gadis desa asli kota Jember. Banyak yang bilang wajahku mirip Ayu Ting Ting, ahh ... bercanda mereka, kupikir setelah kupelototin wajahku di cermin ampe pecah, wajahku mirip Marsandal, upss ... Marshanda maksudnya. Sebagai seorang gadis desa, tak membuatku kuper alias kurang pergaulan. Biarpun belum punya pacar. Bukan berarti aku tak laku, hanya belum ada yang srek aja di hatiku. Dengan bakatku menulis aku menjadi salah satu aktifis di maya, di sebuah komunitas terkemuka di maya. Yaaa ... meskipun sebatas maya itu sudah cukup memberi kesibukan buatku. Hingga pada suatu hari, aku tertarik dengan salah satu nama akun, sebut saja Darsono. Seorang penulis dan pujangga tentunya. Kami saling dekat, berawal dari like, komen dan berlanjut deh di inbok. Rupanya kedekatan kami membuahkan rasa yang berbeda, sebut saja namanya cinta. Dari hari ke hari, minggu ke bulan hubungan kami makin dekat. Ada keseriusan antara kami, meski jarak umur dan kota begitu jauh memisahkan, tapi itu bukan halangan. Kami sepakat untuk saling setia menjaga rasa masing-masing. "Hunny, lagi ngapain?" sapanya menghiasi wall inbokku pagi itu. "Emm ... mo nyuci baju nih, Beib. Mau bantuinkah, Sayang?" candaku membalas inboknya. "Aahh, mau. Aku yang bantuin ngucek ya?" godanya. "Beib yang nimba ya! Berat nih," pintaku manja. "Oya Hunny, ada yang mau aku omongin." Nadanya sudah mulai serius membuka percakapan baru. "Ada apa, Beib?" tanyaku penasaran. "Minggu depan Budeku yang di Malang ada acara kawinan. Aku, babe, ama ibu bakal dateng kesana, Hunny bisa gak klo kita ketemuan di Malang, jauh gak dari Jember?" jawabnya. "Lumayan sih Beib, tapi daripada ke Jakarta aku lebih dekat Malang, ya udah tar aku ijin bapak ibu dulu ya?" balasku. "Hunny tau terminal Arjosari kan?" tanyanya lagi. "Tau," balasku. "Yo wes, tar ketemuannya di terminal Arjosari ya?" Kita pun sepakat, minggu depan tepatnya hari selasa kliwon ketemuan di tempat yang dijanjikan. Dan seminggu pun berlalu, dengan mengantongi ijin orang tua plus beberapa lembar uang saku, aku pun berangkat menuju tujuan. Ahh, senang bukan kepalang. Akhirnya aku bakal ketemu juga sama mas Darsono, pujaan hati. Semoga dia sama seperti foto-foto yang pernah dikirimkannya padaku. Pikirku dalam hati. Bus Harapan Baru yang kunaiki pun sudah memasuki wilayah Malang, dan beberapa menit lagi aku sudah sampai di terminal tempat janjian. Sementara dari tadi ponselku tiada henti gemetaran, tanda pesan dia yang menanyakan. Maklum aku ketiduran. Jantungku mulai gak beraturan, ketika kernet mulai meneriakkan, "Arjosari ... arjosari ... arjosari ...!" Ohh, Tuhan aku dredeknya tuh di sini! (sambil pegangin dada). "Darsinem!" panggil seorang pria dari arah samping kiriku, aku pun segera menoleh. "Mas Darsono?" Ahh, tak kusangka rupanya Mas Darsono ganteng juga, terkesima aku dibuatnya. Sama persis dengan wajah di foto dan satu kali V call an itu. Setelah beberapa menit berbasa basi, Mas Darsono pun mengajakku ke sebuah warung sekitar terminal setelah menanyaiku, "lapar gak?" Aku sih mengangguk saja, karena memang lapar. Hehehehe .... "Mas kenapa sih kok ngliyatin Darsinem sampe segitunya?" tanyaku sambil malu-malu kucing, padahal kucing aja gak malu. "Kamu cantik!" jawabnya begitu saja tanpa terlepas dari tatapannya padaku. Aw ... aw ... aw ... hatiku jingkrak-jingkrak. Ahhh, jadi memerah pipiku tersipu malu. Rupanya tak hanya di maya Mas Darsono mampu buatku klepek-klepek, di nyatapun iya. Setelah selesai makan Mas Darsono pun mengajakku ketempat Budenya, namun ketika hendak keluar warung kakiku tersandung, dan-- GUBRAK! Akupun terjatuh dari ranjangku, ohhh ... ternyata aku cuma bermimpi. Hiks ... sakitnya tuh di sini (sambil ngelus kepala yang benjol). Sekian 27-10-'14 by Ra Zahra
0 Response to "Ra Zahra"
Posting Komentar