Ternyata Dari tengah-tengah wilayah persawahan Blok M kampung Kisam (1) sore itu cuaca terlihat agak mendung, tapi sepertinya hujan gak turun karena awan gak terlalu menebal di langit, Angin sepoi-sepoi terus bertiup silih ganti-bergantian sehingga kadang bertiup agak kencang yang membuat suasana sore itu semakin sejuk dan dingin, Waktu seperti itu benar-benar terasa indah bagi Hadi Mustafa yang sedang memandang kolam-kolam persawahan ayahnya di kampung tersebut, kolam-kolam itu di penuhi dengan Ikan Emas yang membuat Hadi Mustafa memuji sang kholik. Mustafa adalah anak pertama dari empat bersaudara, adik-adiknya semua laki-laki, dan ayahnya dikenenal dengan Pak Umar sedangkan ibunya bernama Fatimah Sore itu dia berkeliling disekitar perkolamannya yang indah dan sejuk itu untuk melihat-lihat keadaan ikan yang ada dikolam itu, tidak lama kemudian setelah melihat kesana-kemari maka azan magrib berkumandang yang menandakan bahwa waktu malam akan segera datang, kemudian Mustafa pun melaksanakan sholat di tempatnya. Setelah selesai sholat ia kembali menuju Kolam-kolamnya yang sebentar lagi mungkin akan ia tinggalkan, ditengah-tengah lokasi perkolaman malam itu bagi Mustafa begitu terasa indah sekali, karena selain dihiasi dengan Bulan dan bintang yang berkelap-kelip dari langit ada juga suara-suara hewan-hewan yang menjadi musik sekaligus hiburan yang membuat hati Mustafa semakin larut dalam keheningan malam, ''Subahanallah begitu besar ke agunganmu ya Allah'' kata Mustafa dalam hatinya. Malam itu benar-benar indah, sehingga Mustafa menghayati suasana malam yang bagus itu, karena setelah malam ini mungkin malam besok ia tak bisa lagi menikmati suasana seperti itu, karena besok mungkin ia akan sibuk dengan urusan keberangkatannya ke Cairo untuk kuliah di Al-Azhar mesir. Tak terasa jam menunjukan Pukul 01.00 WIB, padahal besok Mustafa harus pergi kekantor Imigrasi untuk mengambil Paspor yang telah ia Uruskan seminggu yang lalu, ia kaget begitu melihat Jam tangannya yang ternyata malam sudah larut sekali, tak ambil pusing Mustafa pun kemudian merebahkan tubuhnya di sapo bawannya(2) untuk tidur. Pagi-pagi sekali selesai sholat subuh Musatafa langsung pulang kerumah untuk persiapan keberangkatnnya ke Medan untuk urusan paspornya, Medan memang lumayan jauh dari desanya kira-kira kalau naik Bus khusus sekitar enam jam, begitulah perjalanan yang harus ditempuh Mustafa untuk Urusan paspornya. Setibanya di Medan Mustafa langsung ketempat Imigrasi dan langsung mengambil paspornya, setelah paspor itu diambil, tiba-tiba Mustafa di telpon oleh pihak Travel agar segera mengantarkan paspor itu ke pihak travel untuk pengurusan administrasi keberangkatan. Mustafa laki-laki yang lugu, belum pernah keluar negeri bahkan ia adalah laki-laki kampung yang baru saja melihat kota besar selama kuliah di Medan, jadi ia tidak faham dengan pengurusan dan cara keberangkatannya, namun dia serahkan urusan itu kesebuah Travel yang ia percayai karena Derektur Travel tersebut adalah seorang Ustaz yang lulusan dari Timur tengah juga. Sebenarnya Hati Mustafa gembira bukan main ketika mendapat paspor tadi, karena ia merasa dirinya akan berangkat keluar negeri dengan adanya paspor itu, namun ketika di telpon pihak Travel agar paspor itu diserahkan, muka Mustafa langsung yang tadinya ceria langsung berubahan menjadi meraah-kemerahan, karena hatinya belum puas melihat paspor, lantas paspor itu di minta oleh pihak Travel, Walaupun hatinya agak kesal, Mustafa tetap memberikan paspor itu ke pihak Travel itu untuk pengurusan keberangkatannya. Setelah semuanya selesai, Hadi Mustafa langsung pulang kekampungnya lagi sembari menikmati kembali suasana sejuknya dikampung, karena mungkin itu adalah kenangan yang terakhir kalinya dirasakan untuk beberapa tahun kedepannya. *seminggu kemudian* Waktu memang berjalan begitu cepat sehingga tak terasa hari yang dijalani mustafa telah berubah menjadi minggu, sehingga Tak terasa sudah seminggu Hadi Mustafa tinggal di kampung, padahal perasaannya baru kemarin pulang dari Medan. Memang Sebelum berangkat ke Mesir, Mustafa menyempatkan diri untuk membuat Ta'lim di Mesjid kampungnya, ta'lim itu dihadiri anak-anak yang seusia Sekolah SMP dan beberapa ibuk-ibuk yang hadir disitu. Memang Mustafa hanya mengajarkan peraktek sholat dan hapalan do'a serta zikir setelah sholat kepada anak-anak yang hadir di ta'lim itu, begitu juga dengan sebagian ibu-ibu yang ingin meluruskan hapalannya juga ikut serta di ta'lim tersebut. Selesai sholat Isya Mustafa langsung pulang ke rumah, karena memang rumahnya tidak terlalu jauh dari masjid, di perjalanan Pulang Tiba-tiba Ada satu Mobil yang berhenti didepannya sambil bertanya, ''pak, masjidnya masih buka ya??, soalnya kami mau singgah untuk sholat sebentar'' kata bapak-bapak dari mobil itu, ''ia pak masjidnya masih buka, masih ada jama'ah juga disana yang belum pulang, bapak masuk saja terus,'' kata mustafa kepada bapak itu. Setelah itu mustafa langsung pulang dan masuk kerumah sambil membaca Al-qur'an. *** Kemudian Mobil tadi langsung masuk ke masjid yang ditunjukkan oleh Mustafa. Didalam Mobil itu ada tiga orang, sopir tadi Pak Abdullah dan bersama kelurga, Istrinya Buk A'isyah dan anaknya Afnan Azizatul jannah yang biasa dipanggail dengan panggilan Afnan. Ketika Sampai di masjid merekapun langsung turun dari mobil dan pergi ke arah tempat wudhu', selesai wudhu' mereka langsung sholat dan pak Abdullah yang jadi Imamnya. Kemudian Selesai sholat Isya mereka kembali kemobil dan melanjutkan perjalanan mereka untuk pulang kerumah, ''Ummi!!!...'' kata Afnan sambil bersandar kebahu ibunya, ''ia sayang'' sahut buk A'isyah sambil mengusap kepala anaknya semata wayang itu, ''sepertinya laki-laki Tadi Afnan kenal, kalau gak salah dulu teman Afnan di SMP, dia itu orangnya pintar Mi, selalu juara kelas, yah walaupun gak juara Umum sih'' kata Afnan kepada ibunya, ''Ooo... Berarti laki-laki itu tadi teman Afnan ya, tapi kok dia gak kenal Afnan tadi??'' jawab ibunya agak kaget, '' ya Ummi, dia itu namanya Hadi Mustafa, dan tadi dia kan gak lihat Afnan, lagian kaca dan dalam mobil kan gelap Mi, jadi wajar Dia gak bisa tahu kalau Afnan ada disini'' sahut Afnan semangat sambil sambil meyakinkan Umminya, '' dan kalau dia tahu Afnan ada disini bisa-bisa kita dipersilahkan kerumahnya Mi'' tambah Afnan lagi, ''kenapa bisa begitu sayang'' sahut Umminya agak penasaran, '' dia itu orangnya baik Mi, sopan dan santun'' tambah Afnan lagi. Sambil ngobrol dalam Mobil tak terasa bagi Buk A'isyah dan Afnan kalau mereka sudah sampai kerumah, ''wah-wah, ngomongin siapa tuh'' kata pak Abdullah sambil tertawa kepada Anak dan Istrinya, Afnan dan Buk A'isyah hanya bisa tersenyum dengan cara pak Abdullah yang membawa suasana menjadi senda gurau tersebut. Setelah semua barang-barang selesai di turunkan dari mobil merekapun langsung masuk Rumah sambil membawa barang-barang tersebut. Setelah masuk kerumah Afnan langsung mengambilkan air putih dari kulkas untuk ayah dan ibunya, ''Ummi, sepertinya wajah Teman Afnan tadi udah jauh berubah, gak seperti dulu lagi'' kata Afnan sambil memberikan air dalam gelas yang telah ia sediakan untuk Ummi dan Abinya, ''afnan!!! Dari tadi kamu kok ngomongin anak muda tadi sayang, hayo jangan-jangan kamu suka ya sama dia'' sahut Buk A'isyah kepada anaknya sambil tersenyum, Afnan hanya bisa tersenyum manis membalas senyuman Umminya, kemudian dia bersandar dengan manja di bahu Umminya karena gak bisa menjawab. ''Sayang, memang teman kamu tadi kuliah dimana???'' tambah buk A'isyah dengan lembut dan memanjakan anaknya semata wayang itu, ''Afnan kurang tahu Ummi, mungkin di Medan Ummi, soalnya sudah Tiga tahun gak pernah jumpa'' kata Afnan kepda Umminya, ''ya sudah jangan pikir itu lagi, sekarang kamu tidur ya sayang, karena besok kamu kan harus balik ke Medan, jadi malam ini kamu istirahat ya nak'' kata buk A'isyah kepada anaknya tercinta. Setelah percakapan itu selesai, Afnan Azizatul jannah pun langsung cuci muka dan berwudhu' kemudian langsung tidur. *** ALLAHU AKBAR-ALLAHU AKBAR azan shubuh berkumandang, selesai shalat shubuh Mustafa langsung menyusun barang-barang yang perlu dibawa ke Medan, karena nanti Pukul 09.00 wib ia akan berangkat dengan Mobil Borneo Taksi(3) yang telah ia pesan satu hari sebelum keberangkatan Selain itu Afnan juga telah siap-siap untuk balik kuliah ke Medan, ia juga telah memesan Mobil Borneo Taksi sehari sebelum keberangkatan, ia memilih tempat duduk NO 2 dan ditepi kaca sebelah kiri, ia memilih tempat duduk itu disebabkan ia mudah mabuk diperjalanan, jadi kalau duduk ditepi sebelah kiri kalau muntah tidak susah lagi bisa langsung memuntahkannya keluar. Pagi-pagi itu Jam menunjukan Pukul 08.55 wib Mobil borneo datang menjemput kerumah Afnan, diapun berpamitan dengan kedua orang tuanya dengan mencium kedua tangan Ummi dan Abinya dan mohon do'a agar perjalanannya berkah, Mobil terus melaju dan akhirnya dengan waktu sekejab telah meninggalkan meninggalkan rumah Afnan. Duduk santai sambil baca buku dan tak terasa mobil terus melaju, beberapa menit kemudian mobil berhenti, dan terlihat di luar seorang pemuda yang tengah berpamitan dengan kedua orang tuanya, Afnan melihata keluar dengan perpisahan itu, ''sepertinya pamitannya sedih sekali, pakek keluar air mata, padahal medan kan dekat'' kata Afnan dalam hatinya agak kebingungan melihat kejadian itu. ''Ibuk, Bapak, Mustafa berangkat dulu, do'ain Mustafa ya di luar sana, jaga diri Ibu dan Bapak disini'' kata Mustafa sambil mengelurkan air mata, ''Hati -hati dijalan nak, jagan dirimu baik-baik'' kata kedua orang tuanya, kemudian Mustafa melangkahkan kakinya pergi mengarah ke Mobil, ia sedih karena perpisahan kali ini mungkin akan membuatnya pisah dari orang tuanya sampai bertahun-tahun lamanya. Setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya, Waktu itu Mustafa mengenakan Topi yang sedikit menutup wajahnya, sehingga wajahnya tidak terlalu kelihatan karena ia merunduk terus, begitu masuk mobil Topinya dibuka, Afnan yang disampingnya terkejut karena lelaki yang duduk disampingnya adalah Hadi Mustafa temannya yang ia omongin tadi malam. ''Mau kemana Ustaz??'' kata Afnan sambil senyum, sambil melihat kekiri Mustafa kaget, ''oh, ukhti disini juga?? Kata Mustafa, ''ia ana mau balik, besok dah mulai kuliah akh'' kata afnan dengan lembut, ''akh kuliah dimana??'' tambah Afnan lagi, ''ana gak kuliah lagi di Medan ukh, ''terus akh kuliah dimana???'' tanya Afnan aagak penasaran, ''insya Allah ana akan berangkat kemesir, ana insya Allah akan kuliah di Al-azhar cairo mesir ukh,, bulan kemarin ada tes beasiswa ke al-azhar, terus ana ikut tes itu, Alhamdulillah ana lulus, jadi sekarang ana mau berangkat kesana Ukh'' kata Mustafa sambil merunduk, ''subhanallah, selamat ya akh, semoga ilmunya kelak bisa bermanpa'at untuk ummat'' sahut Afnan sambil tersenyum semangat tapi malu-malu, ''bukan untuk Ummat aja ukh, tapi untuk keluarga juga terutama anak dan Istri nantinya'' tambah Mustafa sambil senyum, Afnan hanya bisa tersenyum manis ketika mendengar perkataan itu. Selama dalam perjalan mereka tak lagi bercakap-cakap, karena keduanya sama-sama malu, jadi kedua-duanya jadi pendiam. Sebenarnya Mustafa ingin bercerita banyak dengan Afnan selama dalam perjalanan itu, karena dulu ketika masih SMP ia pernah suka kepada Afnan, tapi ia tak bisa mengungkapkannya, bahkan rasa itu masih ada sampai sekarang, namun malunya lebih besar, maka perasaan itu ditahannya sampai sekarang. Sekitar enam jam perjalanan akhirnya mereka sampai juga ke Medan, ''hari apa keberangkatannya Akh?? Kata Afnan, ''insya Allah besok ukh, sekitar jam 15.00 wib'' kata Mustafa, ''ana antar ya akh'' sahut Afnan lagi, Mustafa kaget, karena ia tak menyangka kalau Afnan mau mengantarnya ke bandara Polonia medan, ''ukhti seriuskan???'' kata Mustafa sambil meyakinkan dirinya dengan kata-kata itu, ''ia ana serius akh, apa ana seperti gak serius ya'' kata Afnan sambil senyum, Mustafa hanya senyum dan mengucapkan terima kasih padanya. Kemudian Mobil Borneo taksi itupun mengantar Afnan duluan ketempat Kosannya, setelah itu giliran Mustafa tuk diantar ketempatnya,''kemana Mas'' kata supir Mobil itu, ''ke gelugur pak, jalan Alfalah'' kata Mustafa kepada Supir tersebut. Pagi-paginya sekitar jam 10.00 wib Mustafa pun langsung berangkat ke Bandara Polonia di Medan, semua urusan administrasi keberangkatan telah di urus oleh pihak Travel, Mustafa berangkat ke bandara dengan cepat karena sudah tidak sabar bagaimana rasanya naik pesawat, ''Wah kok cepat sekali Mus??'' kata salah satu teman mustafa, ''aku takut terlambat Min'' kata Mustafa kepada kawannya yang bernama Rohmin, ''takut terlambat atau pengen cepat naik pesawat ni'' kata Rahmin sambil ketawa perlahan, ''ah kamu ini ada-ada aja min'' sahutnya sambil senyum agak malu. Sekitar dua jam setengah mereka nunggu di bandara Azan berkumandang bertanda waktu Juhur telah masuk, merekapun shalat juhur di Mushalla bandara, setelah selesai sholat baru teman-teman seberangkatannya mulai berdatangan, mereka semua datang dengan kedua orang tua mereka, hanya Mustafa sendiri yang tidak bersama orang tuanya, namun walaupun begitu hatinya tidak terlalu sedih, karena ia sadar, bahwa keberangkatannya juga bukan karena kemampuan orang tuanya, tapi semata-mata Rezeki yang memang Allah berikan kepadanya. Sekitar pukul 13.42 wib Afnan pun datang bersama dua kawannya untuk mengantarkan Mustafa yang akan berangkat jam 15.00 wib nanti, ''Ukhti datang juga ya'', kata Mustafa agak gembira, Afnan hanya tersenyum. Sekitar Jam 14.55 wib semua penumpang yang berangkat pukul 15.00 wib sudah di minta pihak bandara agar masuk ke lokasi penimbangan barang dan periksa ke amanan, sebelum masuk kelokasi Mustafa berpamitan kepada semua teman-temannya, dan terakhir ia pamitan dengan Afnan, Mustafa memandang wajah Afnan dengan penuh penghayatan, karena ia mengira mungkin itu terakhir kalinya ia bertemu dengan Afnan. Kemudian Mustafa masuk kelokasi penimbangan barang dan periksa keamanan serta perlengkapan dan paspor, semua teman-temannya bilang selamat jalan kepadanya. *** Dua Hari perjalanan akhirnya Mustafa sampai juga ke Bandara Internasional Cairo bersama rekan sekeberangkatan, Suasana mulai terlihat asing, dimana-mana tulisan terlihat bahasa Arab, warna -warna gedung sudah terlihat beda dengan Indonesia, terlihatlah suasananya seperti diluar negeri, hati Mustafa gembira bukan main karena ia telah berada di luar negeri, disana mereka dijemput oleh abang-abang Pihak utusan Travel, dan mereka dibawa tempat penginapan mereka. Didalam perjalanan menuju tempat lokasi penginapaan mereka melewati sedikit padang pasir yang mulai ditanami dengan pohon-pohon kurma, pemandangan itu indah sekali, seperti yang terlihat didalam tv, rasanya Mustafa melihat semuanya bagaikan mimpi, ''subhanallah, ya Allah begitu luas dan indah ciptaanmu'' kata Mustafa yang terbesit dalam hati. Semua Calon mahasiswa Al-azhar yang baru datang bertanya-tanya kepada abang-abang yang menjemput mereka. ''Bang kalau kota Giza tempat piramid itu jauh gak dari sini'' kata salah satu temannya bertanya kepada abang-abang yang menjemput mereka, ''wah itu jauh dari sini, kira-kira dua atau tiga jam perjalanan'' kata salah satu abang-abang itu, begitulah keadaan dalam mobil itu, mereka berbincang-bincang sambil menayakan tempat yang mereka tahu dari guru dan Ustaz mereka dari indonesia. Selama perjalanan hanya Mustafalah yang diam, dia hanya bisa melihat suasana pemandangan yang dilewatinya, dia tidak banyak bicara, karena memang dia tidak faham dan tidak tahu satu namapun dari kota mesir kecuali Cairo. kira-kira hampir setengah jam perjalanan sampailah mereka ketempat penginapan yang telah disediakan, Mustafa kaget dengan tempat penginapannya, tempatnya di lantai enam tapi naik kok pakek tangga, ''wah, kalau gini repot juga nih'' kata salah satu teman yang satu Travelnya, Mustafa terus berjalan sampai kelantai enam dengan nafas yang mendesas desus karena kecapekan. setelah sampai kelantai enam mereka semua langsung Istirahat sebentar karena kecapekan, kemudian abang-abang yang tinggal disana langsung melayani mereka seperti Tamu, mereka masak makanan dan memberikan hidangan yang mewah, ''subahanllah kalau begini terus enak tinggal di mesir'' kata teman-teman Mustafa sambil tertewa pelan. *empat tahun kemudian* Waktu terus berjalan, hari berganti menjadi Minggu dan minggu terus berganti menjadi bulan sehinggabulan juga menjadi tahun, kedatangan Mustafa kemesir terasa baru kemarin tapi ternyata dia sudah Empat Tahun di Mesir, sekarang dia sudah tingkat terakhir dan ujian bulan depan adalah penentu kelulusannya. Habis sholat ashar Mustafa duduk santai di Tiang Mesjid Al-azhar sambil membaca Kitab diktat kuliah, Suasana di Al-azhar sore itu sangat indah, tiga menaranya yang tinggi menjulang kelangit, serta lampu-lampu disekitar masjid mulai dihidupkan karena sudah hampir malam, Sore itu benar-benar indah, ia menghayati suasana sore itu seperti ia menghayati suasana perkolaman di kampungnya dulu. Sebelum Azan magrib, Mustafa duduk agak termenung dan mengingat kembali masa lalunya, didalam ketermenungannya itu ia teringat kembali dengan Afnan, ''sepertinya dia sekarang sudah lebih cantik'' terbesit dihatinya. ''Allahu akbar-Allahu akbar'' suara azan berkumandang, Astaghfirullahal azim'' ucapnya, ''kenapa aku teringat dia ya''' katanya pada dirinya, namun dia tersenyum dan pergi masuk kearah masjid untuk sholat berjema'ah. Selesai sholat magrib Mustafa mengulang sebentar hapalan Al-qur'annya, kemudian setelah itu dia Membuka Laptopnya sambil melihat Emailnya dan membaca berita di Indonesia, Ada email masuk dari temannya, ternyata isinya menyebutkan bahwa Afnan dilamar Oleh seorang Ustaz yang telah lulus dari Universitas Damasqus di syiria, Mustafa tersenyum ketika Mebaca pesan itu, tapi hatinya sedih seolah-olah menangis karena mungkin sebentar lagi wanita yang ia cintai itu akan menikah dengan Ustaz yang bergelar Lc, ia hanya bisa berserah diri pada Allah swt, ia berdo'a dan menyerahkan semua urusan itu hanya kepada Allah swt. Setelah membaca berita itu kemudian Mustafa langsung menutup Laptopnya dan melanjutkan kembali hapalan Al-qur'an nya untuk persiapan Ujian bulan depan. *** Dibalik berita tentang lamaran itu ternyata Afnan azizatul jannah belum siap untuk menikah,ia hampir saja menolak lamaran itu, tapi demi orang tuanya tercinta ia terpaksa menerima lamaran Ust.Hanif Abdurrahaman.Lc. Pesta walimah pernikahannya sekitar satu bulan lagi. Dua minggu sebelum resepsi Acara penikahan, Ustaz Hanif Abdurrahman di undang ceramah mengisi pengajian ke kota Subussalam di singkel untuk acara tabligh Akbar. Sedangkan Afnan dirumahnya sedang membantu Umminya yang sedang membersihkan halaman rumah, sambil istirahat dan duduk di meja tamu Afnan memanggil ibunya ''Ummi, sepertinya perasaan Afnan tidak enak, kenapa ya Ummi'' kata Afnan pada Ibunya, ''tidak enak bagaimana'' sahut ibunya agak kaget, Ustaz Hanif mi, Afnan kok teringat beliau ya'' umminya tersenyum, ''itu tandanya kamu cinta sama Ustaz hanif'' kata Umminya sambil tersenyum, ''yah Ummi ini bisa aja'' kata Afnan dengan manja pada ibunya. *** Setelah selesai acara tabligh akbar, Ustaz Hanif Abdurrahman langsung pulang ke Kampungnya dengan Mobil pribadinya sendiri, dia pulang bersama supir pribadinya, karena tadi siang Ustaz Hanif sangat lelah dan capek, sehingga ia ketiduran di Mobilnya didalam perjalanan pulang, memang sudah takdir Allah swt, Ban Mobil Ustaz Hanif bocor dan kempes di dekat sebuah sebuah tikungan jalan Besar di kabupaten tanah karo yanag berada ditengah-tengah gunung, didalam Mobil tersebut masih ada Ustaz Hanif yang sedang tertidur, sedangkan Supirnya keluar sebentar untuk mencari jaringan Telepon untuk menelpon temannya di tanah karo untuk minta bantuan, sebenarnya sang supir ingin membangunkan Ustaz Hanif, tapi sang supir tak tega, karena tadi siang ia melihat Ustaz hanif sangat capek dan lelah, kemudian ketika mobil itu sedang ditinggalkan sang supir, maka datanglah Mobil besar yang dengan cepat, tiba-tiba mobil Ustaz hanif ditabrak Oleh mobil besar tersebut, dan Mobil ustaz hanif hancur dan jatuh kesebuah jurang ,sedangkan Ustaz Hanif Abdurrahman masih ada didalam didalam. Akhirnya didalam kecelakaan itu Beliau meninggal dunia. *** Pagi-pagi buta keluarga Pak Abdullah dapat dapat kabaar dari keluarga Ustaz Hanif bahwa Ustaz hanif Abdurrahman kecelakaan ketika mau pulang dari Subussalam dan dijelaskan bahwa Ustaz Hanif Abdurrahman telah tiada, suasana rumah pak Abdullah pagi itu menjadi Nuansa yang sedih, karena pak Abdullah telah berharap akan mendapatkan menantu seorang Ustaz lulusan timur tengah, tapi apa daya Allah memanggil Ustaz Hanif ke sisinya. Pagi itu juga keluarga pak Abdullah pergi menjenguk jenazah almarhum dan sambil menghibur keluarga yang ditinggalkan, setibanya dirumah Almarhum, Afnan di rangkul Ibu Ustaz Hanif sambil menangis, ''ibuk yang sabar ya buk, semua telah tercatas di lauh mahfuz nya Allah, dan ini senua adalah cobaan bagi Kita semua buk'' kata Afnan kepada calon mertuanya itu, Ibuk calon mertuanya hanya bisa menangis dan merangkulnya dengan erat-erat, kemudian Sore itu juga jenazah Ustaz Hanif di makam kan. *** Sementara di Cairo Mustafa sedang mengikuti ujian semester akhir Untuk kelulusannya dari Al-azhar, Mustafa belajar dengan giat dan serajin mungkin agar dia bisa lulus dan bisa pulang kembali ketanah airnya tercinta. Satu hal yang mendorong Mustafa untuk rajin belajar, ia teringat dengan dialognya dengan Afnan ketika waktu keberangkatannya dulu, yaitu agar dia bisa memberikan ilmu kepada Ummat dan yang terutama kepada keluarganya tercinta. Ketika mengingat dialog itu Mustafa kembali teringat dengan wajah Afnan yang melambangkan sosok wanita sholehah dan lembut, tapi seketika itu juga dia Istighfar ''astaghfirullahal azim'' katanya,'' kenapa aku mengingat Istri orangnya'' katanya pada dirinya sambil tersenyum. Mustafa beranggapan kalau Afnan telah menikah dengan Ustaz yang lulusan dari syiria tersebut, karena Semenjak membaca informasi tentang lamaran Ustaz Hanif kepada Afnan, Mustafa tak pernah lagi membuka Emailnya sehingga apapun kabar berita dari indonesia dia tidak tahu. *sebulan kemudian* Sebulan setelah selesai ujian di Al-azhar Hati mustafa bergetar-getar karena takut kalau tidak lulus, siang malam ia berdo'a kepada Allah swt agar ia diluluskan tahun Ini. Senin pagi sekitar jam 09.00 waktu cairo pengumuman kelulusan telah ditempel di papan pengumuman, Mustafa yang baru datang ke Al-azhar langsung lari menuju papan pengumuman itu, ternyata mustafa lulus dengan taqdir nilai Jayyid jiddan, ''Alhamdulillah ya Allah'' katanya sambil sujud bersyukur dan menangis menghadap Robbnya. Pagi itu sebuah kebahagiaan yang tiada tara bagi Mustafa karena ia telah lulus dari Al-azhar dengan nilai yang memuaskan. Setelah selesai pengurusan Ijazah dan adminitrasi di kuliah, Mustafa kemudian langsung mengurus tiket keberangkatannya untuk pulang kembali kekampung halamannya. Minggu sore ba'da Ashar Mustafapun meninggalkan kota Cairo dan kembali pulang ke tanah air tercinta. Dua hari perjalanan Mustafa tiba kembali dibandara Polonia Medan, sekarang ia dijemput oleh Adik-adik dan teman-temannya yang kuliah di Medan. Begitu sampai dibandara Polonia dia istrahat sebentar, setelah itu memanggil taksi agar mengantar mereka ke tempat kosan adiknya, kemudian setelah itu baru ia langsung pulang ke kampung. Setibanya di kampung, Mustafa telah disambut warga sekampung, terutama dari pihak keluarga dan sanak saudaranya, rasa rindupun disitulah ia curahkan semuanya terutama untuk kedua orang tuanya tercinta. Seminggu setelah kepulangan itu Mustafa tak henti-hentinya disuruh jama'ah untuk mengisi ta'lim baik habis Subuh dan magrib, dan sepertinya Mustafapun tak ada rasa lelah untuk mengisi ta'lim yang jama'ah minta itu, mungkin itulah guna dan manfa'at ia belajar agama yaitu untuk memberikan ajaran agama kepada Ummat. Setelah selesai sholat Isya di Mesjid kampungnya, maka Mustafa sambil keluar ia sempat mengobrol dengan teman sekolah di SMP anak kampungnya itu, mustafa ngobrol sambil sambil bertanya, ''Mad kira-kira teman kita sudah banyak yang nikahnya, apalagi perempuannya sepertinya semua sudah nikahnya'' kata Mustafa pada temannya Ahmad, '' sepertinya iya Ustaz, semua teman kita udah nikah kecuali dua Ustaz'' kata Ahmad, ''siapa itu Mad'' kata Ustaz Mustafa, ''yang pertama Ustaz, terus kalau yang keduanya kalau gak salah Afnan Ustaz'' kata nya lagi kepada Mustafa, Mustafa kaget ketika mendengar bahwa Afnan belum nikah, tapi Mustafa hanya terlihat biasa saja, dan malah Mustafa tidak terlalu menanggapi hal tersebut. Setelah mereka keluar dari mesjid datanglah salah satu jamaa'ah menjumpai Mustafa, dia meminta beliau agar jum'at Besok beliau bersedia menjadi khatib di Mesjid Biturraahman didesa Biak muli (4), dan beliau bersedia untuk menjadi khatib disana. *** Selain itu Pak Abdullah bersama keluarga jum'aat besok mau memberikan sedekah dan sumbangan Buku tulis serta makanan kepada Anak-anak Panti Asuhan di desa Biak Muli tersebut, selain itu beliau juga ingin sholat jum'at bersama anak -anak Panti asuhan itu di masjid Biak Muli tersebut. Ketika Azan berkumandang semua Anak panti Asuhan bergegas pergi ke masjid, begitu juga dengan pak Abdullah, sedangkan Buk A'isyah dan Afnan sholat di Mushalla panti Asuhan bersama anak panti perempuannya. Ketika sampai di Masjid maka pak Abdullah duduk dan mendengarkan pengumuman dari pihak nazir Mesjid tentang keuangan dan petugas yang menjadi Imam, khatib dan bilal, ''yang bertindak menjadi kahtib kali Ini berikut imam adalah: Ust.H.Hadi Mustafa.Lc. Beliau adalah Alumni dari Al-azhar Mesir, baru seminggu yang lalu pulang dari sana'' kata petugas mesjid itu. ketika Khatib naik ke mimbar maka terlihatlah wajah sang khatib masih muda belia, wajah Pak Abdullah tersenyum bangga melihat anak muda itu, dia tak ingat kalau pemuda itulah yang ia tanya tentang mesjid 4 tahun yang silam, ''kalaulah lelaki seperti dia yang menjadi menantuku, betapa senangnya hati ini ya Allah mempunyai menantu seorang Ustaz'' kata pak Abdullah dalam hatinya. ''Jama'ah jum'at yang dirahmati Allah swt, Allah swt mengetahui segala apapun yang ada didalam hati kita, Allah tahu apa yang kita inginkan, Allah tahu apa yang kita butuhkan, maka marilah kita perbanyak do'a karena sesungguhnya Allah swt berfirman : udd'uni astajib lakum, berdo'alah padaku niscahaya akan aku kabulkan, kemudian setelah itu janganlah lupa berusaha dan bertawakkal kepada Allah swt, insya Allah apapun yang kita inginkan akan kita raih dengan Ijinnya'' kata khatib jum'at waktu itu, dan kalimat inilah yang di petik Pak Abdullah dari beberapaa isi khutbah tersebut. Tak terasa waktu telah berjalan selama 15 menit, khutbah Mustafa terasa bagaikan baru dimulai, begitulah yang dirasakan pak Abdullah Jum'at waktu itu. Selesai sholat jum'at pak Abdullah menjumpai Nazir sekaligus bertanya kepada Kepada pak Nazir mesjid itu, ''Pak, khotib kita tadi itu kampungnya dimana ya pak'' kata beliau kepada pak nazir itu sambil nggobrol-ngobrol dengan jema'ah yang lainnya juga, ''Ooo.. Beliau anak kampung Kisam pak'' kata pak nazir itu, mendengar jwaban itu pak Abdullah teringat teman beliau ketika SMP dulu yang ada di kisam yaitu Pak Umar, ''sepertinya nanti sore aku mesti berkunjung kerumah pak Umar selain memper erat silaturrahmi, mungkin beliau kenal dengan Ust.Hadi Mustafa tadi'' kata beliau didalam hati sambil tersenyum. Selesai sholat jum'at pak Abdullah kembali ke Panti Asuhan dan langsung pulang kerumah sambil pamitan dengan Anak-anak panti tersebut. *** Di Kisam selesai sholat Ashar Mustafa di minta ayahnya agar memberi makan ikan-ikan yang ada di kolam, kemudian diapun melaksanakan perintaah itu. Sambil duduk di sapo bawannya sambil membaca kitab ia teringat dengan Temannya Afnan Azizatul jannah, ''kenapa dia belum menikah ya, padahal dia haari itu kabarnya kan sudah dilamar'' kata Mustafa dalam hatinya, ia agak kebingungan dengan kejadian itu semua. Selain itu dirumah Pak Umar ayah Mustafa sedang memberi makan bebek, datanglah Mobil pribadi Kedepan rumah pak Umar, Buk Fatimah Ibunya Mustafa yang sedaang duduk sambil mengayaam Tikar yang terbuat dari daun pandan agak keheranan, ''siapa ya yang datang'' kata buk fatimah dalam hatinya. Kemudian Turunlah pemilik Mobil tersebut yang Mengenakan kaca mata hitam saraya menuju rumah Buk Fatimah'' Assalamu 'alaikum'' kata pak Abdullah, ''wa'alaikumussalam warahmatullah'' jawab buk fatimah, ''ada pak Umar Buk???'' tanya pak Abdullah, ''ia ada, sebentar ya pak, saya panggil dulu kebelakang'' sahut buk fatimah. ''pak! ...ada yang cari tu'' kata Buk fatimah kepada Pak Umar, ''siapa buk???'' sahut beliau, ''gak tahu, mungkin pejabat kali'' kata Bu fatimah sambil kedapur tuk membuat Teh. Dan pak Umarpun langsung menuju keruang tamu. ''wah,, teman lama dah datang lagi ni'' kata pak Umar sambil tertawa pelan, ''silahkan masuk'' tambah beliau, Dan pak Abdullah pun langsung masuk kerumah Pak Umar tersebut, ''wah ternyata kamu makin sehat aja ya pak Umar'' kata pak Abdullah sambil senyum kepada Pak Umar, ''Alhamdulillah, beginilah keadaanku, dari dulu sampai sekarang gak berubah-berubah'' kata pak Umar, ''kamu juga sekarang makin sehat tentunya, Mobil kamu juga makin keren tu'' tambah pak Umar lagi, ''biasa aja, itu semua hanya titipan dari Allah'' kata Pak Abdullah, ''kebtulan saja aku yang dititipkan mobil, sedangkan kebahagiaan bukan tergantung banyaknya harta Pak'' kata pak Abdullah. Ditengah-tengah Obrolan itu Buk Fatimah datang sambil membawakan Teh untuk tamunya,''silahkan diminum'' kata buk fatimah, ''terima kasih buk'' kata pak Abdullah sambil tersenyum. ''gak biasanya kamu jalan kemari, tapi kali ini kamu langsung datang kerumahku, apa kamu perlu sesuatu ya'' kata pak Umar sambil tersenyum dangan memulai candanya kepada pak Abdullah, '' emang gak boleh silaturrahmi kerumah sahabat kalau sahabatnya rindu dengan sahabatnya'' balas pak Abdullah dengan Senda gurau juga. Pak Adullah sepertinya terlihat sangat akrab dengan pak Umar sore itu, padahal dulu di sekolah mereka hanya sahabat biasa saja. ''kamu ini semakin pandai humor saja ya'' kata Pak Umar kepada Teman itu, setelah lama ngobrol disitu sebenarnya pak Abdullah ingin sekali sekali menanyakan tentang Ust.Hadi Mustafa yang khutbah tadi siang, tapi dia malu sehingga ia termenung bagaimana caranya agar bisa mengaitkan pembicaraan agar ada kaitannya dengan Ust.Hadi Mustafa. Dalam obrolan itu karena berpikir tentang cara tadi, pak Abdullah terlihat agak termenung sehingga pak Umar bilang ''kenapa kamu kok termenung Abdullah'' kata pak Umar, ''gak, cuma teringat aja soal tadi siang'' kata pak Abdullah sambil tersenyum, ''ooo.. Ku pikir kamu ada masalah'' sahut Pak Umar dan tidak menanyakan apa yang di ingat pak Abdullah tadi siang. Sebenarnya pak Abdullah dan pak Umar walaupun tidak terlalu akrab di waktu SMP tapi mereka suka bersenda gurau, sehingga sipat itu masih kebawa sampai tua, ''Sebenarnya salah satu niat ku kemari ingin mencari sesuatu'' kata pak Abdullah memulai obrolannya lagi, ''terus'' kata pak Umar agak penasaran, ''begini pak Umar, sebenarnya aku ingin mencari seseorang yang ingin kujadikan menantu'' kata Pak Abdullah, ''wah kalau gitu kita besanan aja pak Abdullah, kebetulan aku juga ada anak laki-laki yang sudah tepat untuk menikah'' kata pak Umar sambil tertawa, pak Abdullah sepertinya agak kesal, tapi dia tak menampakan kekesalannya kepada pak Umar, dia takut pak Umar tersinggung, karena menurutnya pak Umar keterlaluan, masak senda gurau dimasukan dalam hal yang serius. ''kamu gak setuju ya kalau anak aku menikah dengan anak mu'' kata pak Umar kepada pak Abdullah, ''siapa bilang gak setuju, kan itu yang paling cocok, agar persahabatan kita semaakin erat'' kata pak Abdullah menjawab dengan senda gurau juga, walaupun pak Abdullah menjawab seperti itu, tapi pak Abdullah menganggap semuanya itu hanyalah sebuah senda gurau. Tak lama setelah itu ternyata Mustafa Muncul ''Assalamu 'alaikum warahmatullah'' kata mustafa kepada ayahnya, ''wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh'' jawab pak Abdullah dan pak Umar, ''itu dia anakku pak Abdullah'' kamu gak nyesalkan kita berbesanan'' kata Pak Umar sambil tersenyum, begitu melihat Ust.Mustafa, pak Abdullah tadinya yang menganggap semua pembicaraan tadi hanyalah senda gurau, kini berubah ingin menjadikan semuanya menjadi sebuah keseriusan, karena dia tak menyangka kalau Kalau Ust,Hadi Mustafa.Lc. Yang ia maksud Adalah anak Pak Umar,''Umar, kamu seriuskan tentang hal yang tadi'' kata pak Abdullah sambil menyakinkan dirinya, ''ya saya serius, emangnya kamu menganggap aku berguraunya'' kata pak Umar sambil ketawa. Hati pak Abdullah kini bahagia, karena ini yang dikatakan Pucuk dicinta ulampun tiba, karena apa yang ia harapkan sepertinya dengan ijin Allah akan terkabul ''iya, kupikir tadi kamu bergurau, karena aku sudah serius'' kata pak Abdullah menjawab kata-kata pak Umar sambil tertawa juga, tapi tawanya bukan senda gurau lagi, terlihat bahwa tawa itu tawa bahagia. Satu jam sudah pak Abdullah ngobrol sama pak Umar, kemudian karena haripun sudah sore maka pak Abdullah mohon pamit kepada keluarga pak Umar. Selesai sholat magrib pak Umar memanggil Mustafa anaknya, ''nak, tadi sore yang bertamu itu adalah pak Abdullah, teman bapak waktu SMP dulu, dia itu orangnya baik, keluarganya termasuk orang yang faham agama, tadi bapak berbincang dengan beliau, kemudian bapak dan beliau niat menjodohkan kamu dengan anak dia'' kata Pak Umar, ''apa kamu tidak keberatan nak'' tambah beliau lagi kepada anaknya yang tertua itu ''jika memang anak beliau itu menurut bapak cocok untuk Mustafa, maka Mustafa insya Allah sami'na wa atho'na'' jawab Mustafa dengan lembut kepada ayahnya. ''Insya Allah kalau menurut bapak kalian akan cocok, karena sepengetahuan bapak anak beliau itu orang yang faham agama, tapi semuanya tergantung kamu nak'' tutur Pak Umar Lagi. Begitulah obrolan Pak Umar dengan anaknya selesai magrib itu. Selain itu Pak Abdullah juga dirumahnya selesai sholat magrib memanggil anak semata wayangnya untuk di ajak berdiskusi, ''Nak, insya Allah Abi mau menjodohkan kamu, apakah kamu mau dengan pilihan Abi???'' Ucap pak Abdullah kepada anaknya, Afnan kaget, ternyata ia dipanggail untuk masalah pernikahan, Mendengar ucapan Abinya tadi sebanarnya Afnan mau menolak, tapi karena ia merasa tidak enak untuk menolak permintaan abinya maka ia meng iyakan pertanyaan Abinya tersebut. Tapi setelah itu Afnan juga menyampaikan pada Abinya bahwa sebenarnya dia juga sudah punya pilihan tersendiri, tapi Ayahnya hanya katakan ''siapa dia nak???'', '' jika Abi ingat dengan teman Afnan empat tahun yang lalu, maka Abi akan tahu siapa orangnya'' jawab Afnan pertayaan Abinya, ''Ooo..teman kamu itu, yang kalian bicaraain itu???'' kata Abinya seperti orang kaget, ''ia abi'' sahut Afnan agak agak merengut, ''sayang, Insya Allah pilihan Abi ini jauh lebih bagus dari pilihan mu itu nak'' ucap ayahnya lagi sambil menyakinkan anaknya itu, ''jika menurut Abi seperti itu Insya Allah Afnan menerima Abi'' sahut afnan, tapi wahanya agak murung karena sedih. Setelah Obrolan itu Afnan langsung masuk kekamarnya dengan wajah yang murung, karena laki-laki yang ia cintai sebenarnya adalah Temannya ketika SMP dulu, laki-laki melamarnya pertama juga telah hampir membuatnya untuk tidak ada harapan mendapatkan laki-laki yang ia cintai, kemudian perjodohan kali ini juga ia merasa bahwa harapan itu semakin jauh, Afnan sedih karena sepertinya ia tidak akan mendapatkan apa yang ia inginkan. Setelah Afnan tahu bahwa iya akan dijodohkan ia kelihatan seperti orang yang pendiam dan pemurung, selesai sholat isya Afnanpun langsung tidur. Jam menunjukan Pukul 02.30 wib, Afnan terbangun kemudian sholat Tahajjud menghadap Robbnya, ia mengadukan semua isi hatinya kepada Allah swt, ''Ya Rabbi, hamba hanyalah insan yang lemah, tiada daya dan upaya hamba dalam segala apapun, walau untuk raga diri sendiri ya Rabb'' tuturnya dalam do'a, ''ya Rabbi, berilah hamba pasangan hidup yang mana ia mampu membimbing diri ini agar selalu dekat denganmu ya Allah, dan jangan engkau berikan sebaliknya. Ya Allah, seandainya laki-laki yang akan dijodohkan ini terbaik bagiku maka jadikanlah ia sebagai imamku ya rabb, namun jika kalau ia hanya membawaku kenerakamu maka tolong aku hambamu jauhkan darinya, Amin ya Rabbal 'Alamin'', begitulah yang Afnan pinta malam itu kepada Robbnya sambil menangis dan menadahkan tangan ke langitnya Allah swt. *** Sementara itu, ternyata Hadi Mustafa juga mengadukan nasibnya kepada Allah azza wajalla agar ditetapkan hati dan diberikan jalan yang terbaik,: ''Ya Allahu Ya Rabbi, sebenarnya hamba telah mencintai seorang wanita yang sebenarnya ingin rasanya ku melamarnya, tapi apa daya ya Rabb kekuasaan mutlak ada ditanganmu, karena engkau maha mengetahui yang terbaik untuk hamba-hamba'' do'a mustafa sambil menangis kepada Rabbnya, ''Ya Allah, seandainya wanita pilihan ayahku yang terbaik menurutmu untukku maka aku rela ya Rabb, jadikanlah ia wanita sholiha, agar aku mudah tuk membimbingnya nantinya, dan jadikan ia bisa sebagai penyejuk mata bagiku nanti agar mata ini bisa lebih terjaga bila ku berjalan dalam dakwahku nantinya, ya Allah ya ilahi ya Rabbi, namun kalaulah pilihanku yang terbaik untukku maka ijinkan aku untuk mendapatkan pilihanku itu sebagai istri yang halal bagiku, karena aku mencintainya karena Mu dan agamanya'' begitulah do'a Mustafa yang ia panjatkan kepada Allah swt. Malam itu Afnan dan Mustafa keduanya berdo'a kepada Allah swt agar mereka mendapatkan jodoh yang terbaik menurut Allah swt untuk mereka. *** Seminggu kemudian sesuai kesepakatan, maka Pak Umarpun beserta keluarga yaitu Mustafa,buk fatimah, dan satu lagi adiknya Mustafa yaitu Muhammad ridho, mereka datang kerumah Pak Abdullah untuk melamar Afnan putri beliau, ketika tibanya dirumah Pak Abdullah, mereka dipersilahkan masuk kerumah. Sementara waktu itu Afnan sedang berada di kamar bersama sepupunya Indah permata, ia belum keluar kamar karena malu, ia juga takut kalau calon suaminya tidak cocok dengan dia nantinya, namun karena di panggil Pak Abdullah untuk keluar maka ia terpaksa juga untuk keluar dari kamarnya. Sementara Mustafa terus memandang ke arah kamar wanita yang akan menjadi calonya, karena ia penasaran bagaimana sih Istrinya itu. Setelah bebarapa menit Keluarlah Afnan dari kamarnya berdua bersama sepupunya Indah permata. Begitu Afnan keluar kamar, Mustafa kaget sekali, bahkan sangat kaget ketika melihat Afnan bersama wanita yang disamping Afnan, ''hah kok Afnan ada disini, ngapain dia disini'' kata Mustafa dalam hatinya, '' tapi hatiku kok detaknya makin kencang ya'' kata Mustafa dalam hatinya, karena ia menyangka wanita yang akan ditunangkan padanya itu bukan Afnan, jafi ia kaget ketika Afnan ada disitu. Selain itu ternyata Afnan juga terkejut bukan kepalang terkejut, karena ia berpikiran juga kenapa Mustafa ada disitu, ia berpikiran juga kalau laki-laki yang dijodohkan itu bukan Mustafa. Setelah semuanya berkumpul maka Pak Abdullah memperkenalkan Anaknya kepada Ust, Hadi mustafa, bahwa Afnan itulah yang akan menjadi jodohnya. Kejadian itu bagi Mustafa bagaikan mimpi, sepertinya tidak nyata, karena wanita yang ia Impikan selama ini tenyata yang akan mejadi calon Istrinya, juga Memang selama ini yang hanya ia harapkan adalah Afnan, hatinya sangat gembira ketika melihat Afnan yang ditunjuk pak Abdullah sebagai calon istrinya. Sementara itu pak Umar pun mengenalkan Anaknya kepada Afnan bahwa Mustafalah yang akan menjadi suaminya, Afnan juga kaget bercampur terharu karena gembira, karena dia tak menyangka bahwa Mustafalah yang menjadi calon suaminya, hati Afnan penuh bahagia dan senang sehingga ia ingin kalau pernikahannya cepat dilaksanakan, sebanarnya iya mau mengatakan itu pada Abinya, tapi karena sipat Afnan memiliki rasa malu yang besar maka ia hanya bisa diam saja. Setelah Afnan Azizatul jannah ditunangkan dengan Ust.Hadi Mustafa maka telah disepakati mereka pun akan menikah bulan depan. Sebulan kemudian merekapun akhirnya menikah, dan kehidupan mereka sangatlah bahagia karena telah menemukan cinta sejatinya. 1.Kisam adalah nama sebuah kampung di Kabupaten Aceh tenggaraa 2.sapo bawan adalah sejenis rumah kecil yang ada di sawah 3.Borneo taksi adalah sebuah nama Untuk Sebuah Taksi yang disewa untuk jarak jauh 4.Mesjid Baiturramahman di Biak muli adalah sebuah mesjid di kampung Biak muli tersebut by Munawir Sajali Bin Badri
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Munawir Sajali Bin Badri"
Posting Komentar