#EventMenulisCepat Telur Bulat By. Mai Ningsih Mataku melirik Yuk Ya yang sedang memasak. Yang paling menarik perhatian diri ini adalah telur. Dua butir telur yang berada di samping kompor. "Kenapa liat-liat? Sini bantu." Kata Yuk Ya. "Eh, aku yuk!" "Siapa lagi selain kamu? Ayo Andre, bantu aku!" Aku mendekat, "telurnya mau digoreng yuk." Yuk Ya mengangguk, aku riang. Bergegas mengambil mangkok kecil. Perlahan memecahkan telur pertama dengan sendok. "Eh, kok nggak bisa tetap bulat!" Aku membatin. Telur kedua, telur terakhir untuk menjawab rasa penasaranku. Kali ini sangat perlahan, mungkin sangat-sangat perlahan. 'Pluk!" Cairan dalam telur lagi-lagi terjadi, benar-benar cairan. Dahiku berkerut, "kok nggak bisa!" "Apanya yang nggak bisa?" Kata Yuk Ya ketus. "Eh, nggak kok. Tinggal goreng yuk!" Kataku. Yuk Ya bangkit, mengambil plastik putih yang berisi gandum. Tangannya memasukkan sedikit demi sedikit ke dalam mangkok yang berisi telur, menambahkan sedikit garam. "Nih, goreng! Hati-hati ya!" Aku mengangguk. Telur ini akan dimakan tujuh orang, aku dan kelima saudaraku termasuk Yuk Ya, ditambah bapak dan mamak. *** "Paman janji ngajak aku ke kota kan!" Kataku. Paman Adi menatap, "sudah selesai menimba air." Aku cepat-cepat mengangguk. "Baiklah!" Kata Paman Adi. "Asyik!" Seruku. Setiap dua minggu sekali, Paman Adi menjual karet ke kota. Aku sudah menunggu lama untuk hari ini. Karena tidak mudah meyakinkan paman agar mau mengajak serta diri ini. Syarat kali ini, aku harus mendapat nilai pelajaran minimal 80 dan mengambil alih tugas Kak Doni menimba air. Aku bekerja keras untuk itu, untuk sebuah keinginan. Di kota, setelah selesai menjual semua karet ke juragan karet, paman mengajakku ke sebuah restoran Padang. Inilah bagian yang paling kutunggu. "Mau makan apa, Dre?" Tanya Paman Adi. "Telur!" Sahutku cepat. "Telur lagi, telur lagi! Tidak bosan!" Kata Paman Adi. Aku menggeleng. Dua piring berisi nasi panas datang, disusul oleh dua mangkok berukuran sedang. Mataku berbinar melihat salah satu mangkok itu, berisi sambal dengan telur bulat. Ya telur bulat! Hanya bisa kunikmati di luar rumah. Sebenarnya aku masih bingung tentang cara pemilik warung membuat telur tersebut tetap bulat. Namun rasa lapar mengalahkan keingintahuanku. Ya sudah, sekarang waktu untuk makan. by Melda Ciwit MelDepuratum
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Melda Ciwit MelDepuratum"
Posting Komentar