DOA CONTEKAN Oleh: Jevindra Ujian Nasional (UN), tengah dilakukan oleh sekolah di seluruh Indonesia. Hal yang paling dilarang oleh pihak sekolah bagi peserta ujian adalah dilarang menyontek. Namun, larangan ini seringkali dilanggar oleh para murid. Dengan berbagai cara dilakukan agar tetap dapat melakukannya. Apalagi, soal-soal yang muncul pada lembar pertanyaan, seringkali tak terduga, sama sekali tidak ada atau tidak dipelajari di rumah. Akibatnya otak menjadi kram. Sebagai seorang murid SMA yang malas belajar dan tergolong bodoh tapi cerdik bin licik, Jevindra tetap mencari cara agar tetap bisa menyontek. Beruntung, meski bodoh dalam banyak mata pelajaran, namun ia bisa menulis Arab. Sedikit-sedikit bisa menulis Arab karena sejak kecil, setiap hari ikut mengaji di pesantren dekat rumahnya. Dan berbahasa Arab sekaligus menulisnya, adalah salah satu mata pelajaran yang sangat diutamakan. Di saat ia tahu bahwa akan kesulitan menghadapi Ujian Nasional di sekolah, Jevindra membuat contekan bertuliskan huruf Arab pada selembar kertas. Untuk agar memuat banyak kunci jawaban, sengaja ia tulis kecil-kecil. Benar saja! Di saat menghadapi soal-soal ujian, murid yang malas mencukur dan menyisir rambutnya itu, kelimpungan. Apalagi kali ini yang dihadapi adalah pelajaran kimia. Namun karena sudah mempersiapkan contekan, ia dengan mudah mengerjakannya. Setengah jam terhitung dari waktu dimulainya, Pak Pengawas yang terus mengamati jalannya ujian curiga. Diawasinya Jevindra yang berkali-kali membuka lipatan kertas di sakunya. Pak Pengawas segera mendekatinya, setelah sejenak melihat name teks di dada kiri siswa berkacamata minus 1,5 itu, kemudian bertanya. "Maaf, Jevindra. Apakah saya boleh melihat kertas yang ada di sakumu?" Dengan sedikit gugup dan malu-malu, Jevindra mengeluarkan kertas contekan bertuliskan huruf Arab itu dari dalam sakunya. "I...i...ini, Pak?" Lipatan kertas belum dibuka Pak Pengawas. Namun beliau kembali bertanya. "Apakah kamu menyontek?" tanya Pak Pengawas sambil berusaha membuka lipatan kertas di tangannya, lalu matanya terbelalak. "Tidak, Pak. Saya tidak menyontek." "Lalu, ini tulisan apa, Nak Jevindra?" "I...i...itu. Itu catatan doa menghadapi ujian, Pak." Karena guru pengawas itu tak mengerti bahasa Arab, kemudian mengembalikan kertas tersebut kepada Jevindra. "Baiklah. Teruslah kerjakan soal-soal itu sambil berdoa! Semoga kamu berhasil," katanya. "B...b...ba...baik, Pak," jawab Jevindra sambil terus mengerjakan soal dengan catatan huruf Arabnya di samping lembar jawaban. TAMAT Depok, 140415 by Jev Indra Delcandrevidezh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Jev Indra Delcandrevidezh"
Posting Komentar