Jejak Hujan

Tragedi Warung Tenda Oleh : JH "Pecele setunggal kaleh teh, Mbok. Dahar teng mriki." "Nggeh." Mbok Yem, begitu para pelanggan biasa menyapa, dengan cekatan menyiapkan pesananku. Hanya hitungan detik tersaji seporsi pecel tersohor miliknya. Kusantap lahap. Karena memang sejak sedari tadi, cacing di perut berdangdut ria meminta jatah. Tidak ada yang beda dengan pecel milik Mbok Yem jika di lihat secara kasat mata. Selayaknya pecel pada umumnya, nasi hangat, ayam goreng/telur sebagai lauk, sayuran (kangkung, toge, kacang panjang, kemangi) dan tentu saja sambal kacang sebagai pelengkap. Namun di situlah letak rahasia sesungguhnya. Jika warung-warung pecel lain menggunakan sambal instan yang tinggal seduh, Mbok Yem memilih meracik sendiri sambal kacangnya. Sehingga menjadi primadona saat suapan pertama. Yah, gurihnya, pedesnya, manisnya, nendang di mulut. Letak warung yang strategis. Pas di seberang jalan depan RS. Mulia. *** Kay menyendok suapan terakhir di piringnya. Semua ludes ... des blas. Bahkan sebutir nasi pun tak tersisa. Pecel adalah kesukaan Kay. Hampir semua warung tenda di kota itu pernah ia masuki. Tapi, yang membuatnya bisa datang berkali-kali hanya warung tenda Mbok. Tangannya hendak meraih gelas t e h, ketika HP di kantong jeans berdering nyaring. "Ya, Bos." "Kay, sekarang jam berapa? Kamu bukannya ada liputan ke tempat rekreasi baru itu?" "Oke, Bos. Langsung meluncur ke TKP. Yuk, Bos." Ia mengaduk isi gelas dengan sedotan. Meneguk liar, memuaskan dahaga. Tapi ... "Astaghfirullah," wajah Kay pias. "Enten nopo, Nduk?" Mbok Yem menghampiri tergopoh. "Ada sesuatu di gelas saya, Mbok," suaranya bergetar. Seorang karyawan pria mendekat. Dengan sendok kecil bergagang panjang di keluarkan benda dari dalam gelas. Terkejutlah semua orang yang sedang bersantap siang. Suara mereka tercekat. Bagaimana dengan Kay? Serta merta gadis berkerudung itu berlari keluar. Memuntahkan semua yang baru saja ia makan. "Huekkk ...," isi perutnya berceceran. Sebagian mengenai sepatu kets yang ia pakai. Dari mana asalnya makhluk itu? Bagaimana bisa ada dalam gelas t e h, sementara sejak datang ia beberapa kali mengaduk tehnya dengan sendok dan tidak ada apapun di sana. Bagaimana bisa ada makhluk seram bertaring, berambut acak-acakan dan berukuran tak lebih dari 15 cm ada dalam gelas es??? Kalian tahu, dari mana asal makhluk yang sering dipanggil 'Jenglot' bisa ada dalam gelas Kay?! Bontang, 16 April 2015 by Jejak Hujan

Related Posts:

0 Response to "Jejak Hujan"

Posting Komentar