"kita panggil penulis terkenal di indonesia.... Dizaaaa Putraaa..." Prak prok prak prok prok prok... Suiuitttt... Uitttt uittt.... Teriak para penonton setelah aku masuk stand studio. "Mas diza, ini kan udah 300 buku yang sudah mas tulis, lalu 250 nya juga sudah difilmkan dan sudah di terjemahkan ke ratusan bahasa. Menurut mas, judul buku mana yang paling mengesankan buat, Mas?" tanya presenter cantik, tapi gak secanti Dek Ai. " Cintaku bersemi ketika suaminya bunuh diri." Prok prok prok prok prokk.. Sekarang di ujung telfon ada istri dari mas diza, " halo, halo Teh Ai, Teh Ai ada pesan untuk Mas Diza agar lebih sukses kedepannya?" Suara Dek Ai disebrang telfon," Mas diza... Mas diza, Mas Diza... Mas Diza udah pagi. Ayo bangun sholat shubuh yuk! Bangun mas diza.." "lho suara apa itu," dalam hatiku. Perlahan terasa tangan Dek Ai menggoyang goyangkan badanku. "Mass.. Ayo bangunnnnn... Susah amat sih. Tidur kok senyam senyum-sendiri. Ayo bangun. Udah shubuh." Kubuka mata, ilerku tersebar dimana-mana. by Diza
0 Response to "Diza"
Posting Komentar