Deru Kelabu

SISULUNG Oleh: D. Sudah menjadi kebiasaan para ibu didaerah tempatku tinggal, Menuturkan sebuah cerita kepada anaknya sebelum tidur. Begitu juga dengan nenekku, dia selalu bercerita padaku(itu saat aku masih kecil dulu). Salah satu cerita yang masih aku ingat adalah: tentang anak yatim yang tinggal dihutan. Ceritanya sangat asyik menurutku!, Disini aku mau sedikit berbagi cerita nenekku, baca ya!. Nah, begini ceritanya. Pada suatu ketika; hiduplah dua anak kakak beradik yang sejak lahirnya berada didalam hutan, yang jauh dari khalayak ramai, Yang tua bernama si sulung, dan Satu lagi si bungsu. Ke Dua anak lelaki ini adalah anak seorang janda yang setiap harinya mengambil kayu bakar untuk dijual kepada orang kampung, Hal itu dilakukan demi untuk membeli segenggam beras. Ia sangat hidup menderita sejak ditinggal mati sang suami, bersama seorang anak yang masih berusia Dua tahunan, dan seorang bakal anak lagi yang saat itu dikandungnya. Dengan terpksa ia akan membawa serta sang anak bila ia kehutan untuk mencari ranting kering. Hinggalah suatu hari ia berangkat kehutan dalam keadaan hamil besar(tinggal menghitung hari ia melahirkan), bersama sang anak. Tiba dihutan, ibu malang itu merasa sakit perut, dan lalu melahirkan. Saat anaknya terlahir dengan selamat diatas tumpukan dedaunan kering, dan semak belukar, ibu malang itu malah meninggal karna mungkin kehabisan darah. Sepeninggal ibunya, sang anak sedih dan bingung! Apalagi ia tak tau arah jalan untuk pulang kedesanya, dan juga bungung karna tak tau apa yang harus ia perbuat dengan adiknya yang baru lahir itu, Anak itu hanya menangis dan pasrah. Disaat rasa sedih, takut, dan juga bingung menyatu menjadi kepsrahan, tiba-tiba muncullah seorang wanita tua yang sangat rentah dengan sebuah tongkat ditangannya. "Hai anak kecil janganlah menangis! Apa yang kau lakukan disini, darimana asalmu?" Nenek berwajah keriput itu bertanya prihatin. "Kami dari desa, kami kesini ikut ibu untuk mencari kayu bakar namun, ibu meninggal setelah melahirkan adikku ini. Aku tak tau arah untuk pulang!" Dengan tersedu anak itu menjawab polos. "Apakah nenek tau arah pulang? Tolong tunjukkan!" Anak itu meminta dengan penuh harapan. "Ah, tidak, nenek sudah puluhan tahun dihutan ini apalagi desamu itu pasti sangat jauh dari sini". Ia mengusap kepala anak yang masih menangis itu. "Sementara mencari arah mana menuju desa, mari ikut nenek! Kasihan adikmu yang masih bayi, ia pasti butuh susu". Anak itu pun mengikuti ajakan sang nenek, dan mereka pun terpaksa meninggalkan mayat ibunya yang masih tergeletak diatas semak belukar. Di gubuk beratap rumput, nenek tua itu memeras susu seekor kambing betina dan meminumkan pada sang bayi, dan mengambil sepotong daging panggang lalu disodorkan pada anak itu. Beberapa waktu berlalu, Sisulung tumbuh bersama adiknya yang besar oleh susu kambing, lalu makannya juga dari daging kambing dan buah dari hutan. Nenek itu mempunyai banyak kambing, yang dipelihara khusus sebagai bahan makanan. "Sudah lama kau disini sulung, kira-kira hati kalian sudah sebesar apa?" Sisulung tak mengerti dengan pertanyaan aneh itu, dia lalu menjawab" hatiku sebesar jengger ayam, dan adikku sebesar dadu". Oh, sudah tak lama lagi hati kalian sebesar ini!" Sambil menunjuk sebuak guci dari tanah.. Bersambung dulu ach, capek! Besok-besok disambung lagi. by Deru Kelabu

Related Posts:

0 Response to "Deru Kelabu"

Posting Komentar