KECERDASAN SAMA SEKALI TIDAK CUKUP UNTUK MENGUBAH KETIDAKNYAMANAN HIDUP. (Repost) =================================================== **RH ArKim** Seringkali saya tergelitik dengan pertanyaan, 'Mengapa orang mampu menghasilkan ratusan ribu bahkan jutaan perhari?'. Dan saya tertarik untuk melakukan penelitian kecil. Suatu ketika, saya memperhatikan seorang tukang parkir di suatu tempat yang cukup ramai. Dengan menghitung beberapa aspek, waktu, dan jumlah orang yang memarkirkan sepeda motor, sekitar 300 sepeda motor diparkirkan sepanjang hari. Dan dengan biaya parkir 2000 rupiah per motor, sekitar 600ribu per hari. Dengan dikurangi beberapa biaya, mungkin sekitar 300ribu yang menjadi penghasilannya. Tepatnya 9juta rupiah perbulan. Diwaktu lain, saya mengantri membeli Tahu Brontak di tepi jalan yang hari itu dipadati banyak pembeli dengan rata-rata pembelian perorang 10ribu - 20ribu. Dan dalam waktu hanya 15 menit, saya iseng menghitung uang yang masuk dalam laci pemiliknya mencapai 100ribu. Jika si penjual menjualnya selama 6 jam sehari, total pendapatan mencapai 2,4juta perhari yang jika dikurangi biaya ini itu, saya perkirakan untung bersih 500ribu/hari atau 15juta/bulan. Itu belum cukup, pernah suatu ketika saya pergi ke suatu warung kopi kecil yang sering dipadati oleh banyak orang yang memulai hari dengan minum kopi, teh, dan sebagainya. Dengan menghitung berapa harga kopi kiloan, dengan dibandingkan dengan pemasukan mereka, ditambah pengalaman saya saat berjualan, saya menebak penghasilan mereka sekitar 8juta perbulan. Pertanyaannya, APAKAH MEREKA ADALAH PARA SARJANA YANG MEMANFAATKAN IJAZAH?? ATAU MEREKA PENCARI AMAN MENJADI PEGAWAI DEMI PENSIUNAN?? Jelas bukan... Tapi itulah uniknya... Justru kebanyakkan sarjana yang mendapatkan pendidikan tinggi dengan ilmu pengetahuan yang banyak menjadi para 'pencari aman' tanpa keberanian mengambil resiko. Seolah-olah ilmu yang mereka dapatkan malah mempertakut dan mengecilkan jiwa mereka. Mengubah mereka saling sikut dan saling suap hanya demi penghasilan pas-pasan UMR. Sementara orang lain yang tidak memiliki ijazah tinggi malah berani keluar dari zona nyaman. Banyak sarjana yang ketika tamat, dia berpikir 'DIMANA SAYA AKAN KERJA?' tanpa muncul pertanyaan pada benak mereka 'APA YANG AKAN SAYA BANGUN?' ataupun 'APA YANG AKAN SAYA CIPTAKAN?'. Dan hasilnya bisa ditebak. Ilmu yang sebanyak itu telah diserap selama tahunan, tak terpakai karena ujung-ujungnya kerja sebagai pegawai yang mereka sadari sebenarnya sangat membosankan. Dan kadang yang lebih menggelikan, ada berapa banyak mahasiwa yang kuliah diluar negeri, mempelajari banyak hal yang tidak mereka dapatkan disini, namun ketika kembali ke negaranya, tetap saja berkejaran menjadi seorang pegawai. Lalu, untuk apa dia kesana? Apakah hanya mengejar gengsi?? KECERDASAN SAMA SEKALI TIDAK CUKUP UNTUK MENGUBAH KETIDAKNYAMANAN HIDUP. ADA UNSUR KEBERANIAN DAN ADA UNSUR PEMBELAJARAN DARI KEGAGALAN MENGUBAH NASIB SEBELUMNYA. With All of My Respect, RH ArKim by Arif Rahman Hakim
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Arif Rahman Hakim"
Posting Komentar