FAKTA Aku dikatakan gila, ketika biaya kuliah kutukar dengan puisi. Bahkan aku disuruh memakan puisi. Padahal puisi selalu kujadikan air putih. Tak jarang kubikin jus. Aku dikatakan edan oleh kondektur mini bus, ketika ku sodorkan sebait puisi sebagai tarifnya. Semua penumpang tertawa jijik. Tak ada penutup muka yang kugunakan. Aku dikatakan stres, ketika puisi kutawarkan untuk dijadikan bahan mie ayam. Dan kuganti namanya menjadi "mie puisi." Akupun pernah ditendang keras, ketika ditanya SIM oleh Polisi dan kutunjukkan puisi. Yang lebih parah, ketika puisi kugadaikan dengan bahan material untuk membangun rumah. Di suruh bangun saja rumah dengan puisi, lalu aku meng-iyakan. Berkali-kali juga aku gagal menikah; dikata abnormal karena selalu bercinta dengan puisi. Oh puisi, kapan kau akan membawaku kepada kebahagiaan di mata umum? Alung, 12/04/15 by Alunk Al Fathir
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Alunk Al Fathir"
Posting Komentar